Menu

Senin, 11 Juli 2011

Story : King Of Ladies

Tokyo, 2010. Sebuah sekolah yang megah dan indah ini adalah sebuah sekolah terkemuka di Jepang. Hanya orang-orang kaya saja bisa ada di sekolah itu. Termasuk seorang pangeran yang mempunyai keturunan yang sangat tinggi. Dia adalah Cloud Strife. Seorang pangeran yang mempunyai darah campuran Inggris-Jepang. Kini ia tinggal sendiri di Jepang dengan beberapa pelayan yang setia menemaninya. Ia termasuk anak yang menghalalkan segala cara untuk bisa mendapat kana pa yang dia mau. Apapun itu ia harus mendapatkannya.

Ketika itu hujan deras sekali. Cloud berangkat dengan menggunakan mobil mewahnya. Tak sengaja ketika mobilnya melintas. Seseorang terkena cipratan mobilnya melintas. Orang itu berteriak-teriak hingga mengusik Cloud. Ia pun menyuruh supir berhenti. Orang itu segera menghampiri mobil yang sudah membuatnya basah kuyup.

???? : Oi!!. Kelura kau!!!. Oiii!!!!.

Cloud : [Membuka sedikit jendela mobilnya].

???? : Oi, apaku tidak lihat tadi ada aku di situ. Gara-gara mobil sialan ini, aku jadi basah kuyup dan tidak bisa pergi ke sekolah.

Cloud : ……………

???? : Oi, apa kau tidak mendengar ku?. Kau tuli ya?. Hah!!.

Cloud : [Melempar uang]. Itu. Pulanglah dan bersihkan dirimu. [Berkata dengan sangat jutek].

???? : Apa?. Hei, apa maksud mu?.

Cloud : Jalan. [Menutup jendela mobilnya].

???? : Hei, jangan pergi!!!. Hei!!!!.

Cloud : ……………….

???? : Hiks!. Hiks!. Orang kaya sialan!!!. [Pulang]. Tapi… Uang itu?.

Ia pun mengambil uang itu kembali dan segera pulang. Sampai di rumahnya.

Iso : [Tetangga apartemennya]. Lho Ichi?. Kenapa kau pulang lagi?. Dan kenapa basah kuyup begitu?.

Ichi : Ah, ini?. Gara-gara aku terjatuh. Makanya jadi basah kuyup begini. Hehehehe.

Iso : Cepatlah ganti baju, nanti kau sakit.

Ichi : Iya, terima kasih. [Masuk apartemennya]. Aku pulang.

Ichi segera mengganti pakaiannya yang basah dan mencuci nya. Ia hanya tinggal sendirian di sini. Orang tuanya sudah tiada sekitar 1 tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan. Kini hanya tinggal bersama kura-kura kecil yang di belikan oleh ibunya. Namanya Anko. Setelah itu, ia membuat minuman hangat untuk nya agar tubuhnya menjadi hangat. Dan ia duduk di depan Anko.

Ichi : Anko, apa kau tau kalau tadi aku tersiram air becek gara-gara sebuah mobil mewah. Dan pemilik mobil itu cuek sekali, malah jutek. Aku jadi bete. Akhirnya aku memutuskan untuk pulang. Dari pada nanti aku sakit. Siapa yang akan mengurusku?. Aku nggak mau membuat bibi Iso repot karena mengurus ku. Dia punya 3 anak dan semua masih kecil-kecil. [Menangis]. Aku rindu pada ayah dan ibu, Anko. Hiks!. Hiks!.

Pada suatu hari. Ketika Ichi sedang kerja partime di sebuah restoran mewah. Ia mengantarkan pesanan ke sebuah meja yang hanya ada seorang laki-laki yang duduk disana. Awalnya ia tak menyadari laki-laki itu. Tiba-tiba saja ketika ia hendak pergi. Laki-laki itu menariknya.

Ichi : Maaf, ada apa ya?.

Cloud : ………………….. Tidak, hanya memastikan saja. [Melepas pegangannya].

Ichi : Oh. Permisi. [Pergi].

Cloud : Hiruma.

Hiruma : [Asisten Cloud].

Cloud : Katakan pada pemilik rsetoran ini…

Ichi : Laki-laki tadi kenapa, ya?.

Roya : [Teman kerja Ichi]. Ichi, kau sudah antar pesanan tuan Cloud Strife.

Ichi : Sudah.

Roya : Baguslah.

Ichi : Kau kenapa?. Sepeti seseorang yang ketakutan saja.

Roya : Kau tau, Cloud Strife itu pernah mengomentari makanan chef Nagato. Dan dia bilang chef Nagato sama sekali nggak berbakat soal makanan mewah. Lebih baik bekerja di sebuah restoran kecil. Dan ketika itulah chef Nagato langsung dipecat.

Ichi : Oh, jadi karena dia chef Nagato dipecat. Dasar kurang ajar. Mentang-mentang orang kaya dia seenaknya saja. Akan kuberi pelajaran dia. Lihat saja. [Pergi].

Cloud : …………… AH!.

Ichi : [Menyiram Cloud dengan anggur sebotol]. Rasakan semua yang telah kau lakukan pada chef Nagato. Apa semua yang ada didunia ini kau yang mengontrolnya?. Sampai-sampai seorang chef saja kau buat ia angkat kaki dari tempat ia bekerja selama 8 tahun. Kalau kau jadi dirinya kau akan sangat kecewa dan putus asa. Apa kau tidak punya otak, hah?.

Cloud : [Berdiri dan menarik kerah baju Ichi]. Sebelum kau bicara berpikir lah dulu. Karena kau sedang berhadapan dengan siapa?.

Ichi : Kau sama sepertiku kan?. Kau manusia yang terbuat dari tanah. Lalu, apa yang membedakan?. Apa kau sudah gila?.

Cloud : …………….. [Menarik Ichi keluar]. Ikut denganku.

Ichi : Hey, kau mau bawa aku kemana?.

Cloud : Kemana orang tak bisa menemukanmu.

Ichi : Hah?. Lepaskan aku!. Tolooooongg!!!.

Roya : Ichi!!. Astaga, Ichi mau dibawa kemana tuh sama tuan Cloud.

Ichi masuk kedalam mobil mewah Cloud. Sepertinya Ichi cukup terkejut dengan sesuatu. Cloud menutup semua gorden yang ada dijendela mobilnya. Ichi memikirkan sesuatu yang ingin ia ingat. Sedangkan Cloud sekarang menghadangnya.

Ichi : Kau….mau apa?.

Cloud : Apa kau tau, baru pertama kali akau bertemu dengan seorang gadis yang berani sepertimu. Dan baru pertama kali ada gadis yang menyiramku dengan sebotol anggur yang harusnya kuminum ketika aku makan. Apa kau tidak tau siapa aku?.

Ichi : Nggak. Makanya dari tadi aku ingin mengingbat sesuatu. Tapi, apa ya?.

Cloud : Kau ingat kemarin kau tersiram air becek oleh sebuah mobil mewah?.

Ichi : Hm?. AHA!!. Itu dia!. Ternyata kau yang melakukannya ya?. Kurang ajar!!. Akan kubuat kau menyesal sudah membuatku kesulitan!!. [Memukul kepala Cloud dengan sepatunya].

Cloud : Aw!!. Hei, kau ini tidak sopan sekali ya!!.

Ichi : Itu semua karena mu, tau!!. Gara-gara kau, aku diskors selama 1 minggu karena selalu terlambat dan tidak hadir. Padahal kemarin adalah hari terkahir aku tidak boleh terlambat dan tidak masuk. Dan karena mobil mu ini…aku…aku… Hiks!.

Cloud : Eh?.

Ichi : Aku diskors!. [Menangis]. Hiks!. Dasar orang kaya nggak punya hati. Kau kira aku apa dengan hanya melemparkan uang kepadaku, semua akan selesai begitu saja. Bagimu itu mudah, bagiku itu sangat sulit. Hiks!. Hiks!.

Cloud : ……………..

Ichi : Kau jahat!. Orang kaya memang… Mmm??. [Cloud tiba-tiba mencium bibir Ichi]. (Apa??). [Mendorong Cloud]. Apa-apaam kau?.

Cloud : Daritadi kau menangis terus, membuatku terusik. Sekarang aku akan mengantarkanmu pulang. Tunjukkan dimana rumahmu.

Ichi : Aku bisa pulang sendiri. Turunkan aku!.

Cloud : Tidak usah keras kepala begitu. Kalau kubilang aku akan mengantarmu pulang, kau harus pulang denganku. Mengerti?.

Ichi : Maksa banget sih.

Akhirnya, dengan terpaksa Ichi menunjukkan dimana ia tinggal. Sampai disana, Cloud malah ikut masuk. Ia agak risih melihat tempat yang kecil seperti apartemen yang kini Ichi tinggali. Ketika ia masuk.

Cloud : Kau tinggal sendirian?. Dimana orang tuamu?.

Ichi : …………… Kau tidak perlu tau urusanku. Sekarang, pergi.

Cloud : [Mengunci pintu apartemen Ichi]. Ie. Kau tidak bisa seenaknya mengusirku. Kau haru membayar semua kekurang ajarmu padaku direstoran tadi dengan…

Ichi : …………. Ah?. [Terjatuh karena didorong Cloud]. Sakit!. Hm?. Kau…

Cloud : [Diatas tubuh Ichi]. Sekarang, kau harus membayarnya dengan memberikan tubuh mu padaku.

Ichi : Jangan!!. Jangan!.

Cloud mencium Ichi dan membuka pakaian Ichi. Lalu, ia meremas payudara Ichi dengan erat dan kiss mark leher Ichi. Hingga membuat Ichi berteriak. Ia mengangkat rok Ichi dan hampir membuka celana dalam Ichi. Kemudian ia berhenti karena hp-nya berbunyi.

Cloud : Sephiroth?. [Angkat telpon]. Halo, ada apa?.

Sephiroth : Cepatlah kembali. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu. Ini penting.

Cloud : …………. Baiklah. [Menutup telpon dan menatap Ichi]. Kali ini kau selamat, nona kura-kura. Tapi, jika kita bertemu lagi. Akan kulakukan yang lebih dari ini. [Berdiri dan pergi].

Ichi : …………. Apa yang barusan ia lakukan padaku?. Astaga!. Dia hampir memperkosaku!!. Laki-laki sialan!!!.

Cloud : Mulai sekarang. Aku ingin mengendarai motorku sendiri. Jangan pernah ada yang mengikutiku. Mengerti?.

Hiruma : Mengerti, tuan.

Cloud : …………… (Akan kucari tau semua tentangmu, nona kura-kura).

Sekarang Ichi menangis didepan Anko.

Ichi : Anko, aku hampir kehilangan keperawananku gara-gara laki-laki tadi?. Dan dia menyebutku “Nona kura-kura”. Ah, apa aku sama denganmu?. Aku kan nggak lelet sepertimu, Anko. Tapi, kalau dilihat-lihat dia tampan juga ya. Aku suka melihat rambut kuningnya itu. Dan juga matanya, juga bibirnya. Eh?. Ya ampun Ichi, kau memikirkan apa sih?. Anko, tolooonggg!!!.

Anko : ????.

Cloud : Ada apa, Sephiroth?.

Sephiroth : Cloud, akhirnya kau datang juga. Banyak sekali yang ingin aku bicarakan denganmu. Mengenai dirimu dan gadis yang baru saja bersamamu. [Duduk].

Cloud : Hm?.

Sephiroth : Bagaimana kehidupanmu dirumah yang megah ini?. Apa kau merasa sangat nyaman?.

Cloud : Langsung ke pokok pembicaraan saja, Sephiroth. Aku tak suka membuang-buang waktu.

Sephiroth : Baiklah, tuan muda Cloud. Aku ingin kau segera berpikir untuk mencari seorang gadis yang bisa membimbingmu menjadi laki-laki yang bertanggung jawab.

Cloud : ………….

Sephiroth : Selama ini kau hanya mempermainkan wanita yang terus berada disampingmu. Pada akhirnya aku meninggalkan mereka karena kau sudah bosan. Ya, kan?. Apa kau tau, kalau sifat seperti itulah yang tidak disukai oleh para wanita. Jadi, ingin rasanya melihat kau bisa bersama dengan wanita yang benar-benar mencintaimu dank au juga mencintaimu.

Cloud : Apa kau sudah selesai bicara?.

Sephiroth : Okay. Ingat kata-kataku. Jangan sia-sia kan gadis itu. Sampai jumpa. [Pergi]. Oh iya.

Cloud : Hm?.

Sephiroth : Motormu bagus sekali. Cobalah untuk memakainya sekarang. [Memakai kacamata dan pergi].

Cloud : …………… Nona kura-kura, ya?. Bisa apa dia?.

……………………………………………………………………………………………………....

Ichi : Aku nggak bisa masuk Kira.

Kira : Kenapa?.

Ichi : Karena….aku diskors.

Kira : Apa?. Kenapa bisa?.

Ichi : Ceritanya panjang. Sudah dulu, ya. Aku ada urusan. Sampai jumpa. [Menutup telpon].

Kira : Ichi?. Padahal, aku ingin mengatakan cintaku padanya.

Ichi : Maaf, Kira. Aku tau kenapa kau menelponku. Karena kau ingin aku masuk dank au bisa mengatakan perasaanmu padaku. Tapi, rasanya itu pasti sulit. Karena aku…

……………………………………………………………………………………………………....

Sekolah Cloud…

Cloud : [Diam saja].

Zaks : Cloud. [Zaks Watanabe, sahabat Cloud].

Cloud : Zaks.

Zaks : Sekarang kau pakai motor sendirian ke sekolah ya?.

Cloud : Iya..

Zaks : Tumben. Biasanya, bodyguard mu kucar-kacir nungguin kamu. Sekarang, mereka menghilang.

Cloud : Aku hanya ingin mencari suasana baru saja. Aku bosan dikawal terus.

Zaks : Wah, ternyata kau bosan juga ya. Motormu keren banget. Itu desain mu sendiri?.

Cloud : Iya. Lalu, mekanik ku yang membuatnya.

Zaks : Oh. Kau kenapa?. Seperti tidak bersemangat seperti itu?.

Cloud : Aku memikirkan seuatu.

Zaks : Apa itu?. Aku jadi penasaran.

Cloud : Kemarin aku bertemu dengan seorang gadis yang sangat tidak sopan padaku.

Zaks : Ichi Nakamura?.

Cloud : Iya.

Zaks : Itukan gadis yang tahun kemarin orang tuanya terkena kecelakaan dahsyat.

Cloud : Benarkah?.

Zaks : Masa kau tidak ingat?. Ayahnya pernah padamu berjanji kalau ia meninggal dunia dan hutangnya belum terlunasi, maka kau boleh membawa putrinya sebagai jaminan.

Cloud : Astaga, kenapa aku lupan dengan perjanjian yang penting itu?. Hm, jadi dia ya putri dari Fuhrer yang agung itu. Ichi Nakamura.

Zaks : Apa yang kau pikirkan, Cloud?.

Cloud : Lihat saja nanti. Kau akan tau sendiri. [Pergi].

………………………………………………………………………………………………………

Rumah Ichi…

Ichi : [Lagi baca buku, tiba-tiba ada yang mengetuk pintu]. Hm?. Siapa ya?. [Buka pintu].

Cloud : Hai.

Ichi : Ah?. [Mau nutup pintu, tapi dihalangi sama Cloud dengan kakinya yang kuat]. Kau mau apa lagi?.

Cloud : Aku ingin masuk!.

Ichi : Tidak boleh!. Pergi sana!. Pasti kau ingin melakukan hal yang kemarin kan?. Aku tidak mau!.

Cloud : Aku hanya ingin mengantarkan makanan ini untukmu. [Menunjukkan bungkusan makanan pada Ichi].

Ichi : EH?. Makanan?.

Cloud : Iya, kau pasti lapar.

Ichi : [Memegangi perutnya]. Iya sih. Ya sudah, kau boleh masuk. [Bukan pintu].

Cloud : Anak pintar. [Tersenyuum dan mengunci pintu perlahan].

Ichi : Kau bawa apa untukku?.

Cloud : Yang pastinya makanan lah. Ada burger, pizza, dll. Nikmati saja.

Ichi : ……………… [Makan].

Cloud : Disini dingin sekali ya. Apa kau tidak punya mesin penghangat?.

Ichi : Disini aku hidup dengan apa adanya, jadi jangan bawel jika sedang bertamu kerumah orang. [Sibuk makan].

Cloud : Ichi, aku ingin bertanya.

Ichi : Tanya apa?.

Cloud : Dimana orang tuamu?.

Ichi : Eh?. Bukan urusanmu.

Cloud : Apa ayahmu bernama Masashiro Nakamura?. Seorang Fuhrer yang agung?.

Ichi : ????. Apa maksudmu?.

Cloud : Jangan berbohong, Ichi. Aku sudah tau semuanya. Kau adalah putri dari Fuhrer Masashiro Nakamura yang meninggal tahun lalu karena kecelakaan dahsyat yang menimpanya. Ya, kan?. Jangan mengelak, Ichi.

Ichi : Da…darimana kau tau?.

Cloud : Darimana aku tau, ya. Karena ayahmu sudah meninggalkan hutang padaku yang sangat banyak.

Ichi : Apa?.

Cloud : Kau tau, apa kata-kata terakhirnya. Dia bilang, “Jika hutang-hutangku belum terlunasi ketika aku telah tiada. Ambillah putrid ku sebagai jaminannya”. Itulah yang ia katakan padaku.

Ichi : Tidak. Tidak mungkin, Cloud.

Cloud : Itulah yang ia katakana, Ichi. Dan mulai sekarang.

Ichi : Ah?.

Cloud : Kau adalah milikku.

Ichi : Ng??. [Mencoba lari]. AAA!!!.

Cloud : [Menarik Ichi]. Kau mau kemana, nona kura-kura?. [Mengikat kedua tangan Ichi].

Ichi : Kumohon jangan sakiti aku, Cloud!. Lepaskan aku!.

Cloud : Aku tidak akan melukaimu sama sekali. Aku hanya ingin kita melakukan permainana kecil yang amat dahsyat bagiku. Dan aku yakin ini adalah permainan yang pertama kali kau mainkan. Maka, nikmatilah. [Menggendong Ichi, membawanya ke kamar].

Ichi : Lepaskan aku!!. Jangan!!. JANGAN!!.

……………………………………………………………………………………………………....

Ternyata Cloud berusaha melakukan hubungan intim dengan Ichi. Karena kedua tangan Ichi terikat erat. Jadi, ia tidak bisa melawan Cloud sedikit pun. Hari itu, dimana keperawanan Ichi hilang karena Cloud. Ichi menangis sekuat-kuatnya.

Ichi : Cloud, hentikan!. Ini menyakitkan!. Aaa!!.

Cloud : Aku tidak akan menghentikan ini sebelum kau mau tinggal bersamaku di istanaku.

Ichi : Aku nggak akan meninggalkan apartemen ini!!!. Aku nggak sudi tinggal denganmu, Cloud!!.

Cloud : Kalau begitu, aku tidak akan berhenti sampai besok.

Ichi : Ah?.

………………………………………………………………………………………………………

Cloud : [Handphone Cloud bordering]. Hm?. [Angkat telpon]. Ada apa lagi, Kadaj?.

Kadaj : Kau dimana, kakak?.

Cloud : Memangnya ada perlu apa?.

Kadaj : Masalah Tifa.

Cloud : Tifa?. Kenapa dia?.

Kadaj : Tadi malam ia kambuh lagi dan sekarang terus memanggil namamu.Cepatlah kemari. Ia ingin sekali bertemu denganmu.

Cloud : ……………… Tapi, aku sedang sibuk.

Kadaj : Kenapa kau seperti itu, kak?. Apa kau tidak peduli dengan kekasihmu?.

Cloud : Dengar baik-baik. Tifa bukan kekasihku. Dia tidak ada hubungan istimewa dengaku. Jadi, jangan asal bicara. Aku akan kesana setelah urusanku selesai. Mengerti?. [Tutup telpon].

Ichi : Apa kau sudah selesai?. Aku mau muntah!.

Cloud : ……………….. [Berdiri].

Ichi : [Bangun dengan selimut menutupi seluruh tubuhnya dan menuju kamar mandi]. Hm?. Ah?. [Pingsan].

Cloud : Ichi?. Ichi!!. [Hampiri Ichi]. Oi, bangun!. Ichi!!.

……………………………………………………………………………………………………....

Tifa : Bagaimana?.

Kadaj : Dia akan datang kesini setelah urusannya selesai. Bagaimana keadaanmu?.

Tifa : Aku sudah mulai baikkan. Tapi…

Kadaj : Ada apa?.

Tifa : Sakit yang disini. [Menepuk dadanya]. Masih sangat terasa sakit. Kenapa Cloud seperti itu padaku?. Dulu dia bilang dia akan terus datang kepadaku apapun yang terjadi. Aku tau ia kesepian. Tapi, kenapa dia tidak mau jujur kalau dia…

Kadaj : ………………

Tifa : ………….. Kadaj.

Kadaj : Ya?.

Tifa : Apa kau pikir Cloud menyukaiku?.

Kadaj : Hm?. Kalau masalah itu aku tidak tau, Tifa. Karena ini masalah perasaan.

Tifa : Lalu, apa aku kurang sempurna untuknya?. Kurang apa aku padanya, tapi kenapa dia seperti mempermainkanku?. Aku sakit!. Aku sakit karena dia!. Apakah dia tidak sadar kalau ia tidak bisa melupakan Aeris?. Aku benci Aeris!!. Hiks!. Hiks!. [Menangis].

Kadaj : Tifa, jangan menangis. Nanti penyakitmu tambah parah.

Tifa : Aku tidak peduli dengan penyakit ini. Aku hanya ingin Cloud tau kalau aku sangat mencintainya. Hanya itu yang aku pedulikan, Kadaj.

Kadaj : ……………… Tifa, maafkan kakakku. Ia memang egois.

Tifa : Tidak perlu, Kadaj. Cloud tidak salah. Tapi, aku yang salah. Mencintai seorang laki-laki yang mencintai kakakku dan ia tak bisa melupakannya setelah kematian kekasinya.

Kadaj : ………………

………………………………………………………………………………………………………

Ichi : Ah… [Sadar]. Mmm?. Kepalaku sakit sekali.

Cloud : Akhirnya kau sadar juga.

Ichi : Kau…masih disini?.

Cloud : Tentu saja. Aku tidak bisa meninggalkanmu dengan keadaanmu sedang pingsan. Dan juga, tidak ada yang mengurusmu.

Ichi : Ckckckckck.

Cloud : Kenapa?.

Ichi : Ternyata, kau punya hati yang baik juga ya. Kupikir kau orang yang sangat egois dan jahat.

Cloud : Apa kau bisa bicara dengan baik didepanku?.

Ichi : Apa kau bisa mengembalikan keperawananku yang telah kau ambil?. Aku tau ayahku punya hutang yang sangat banyak padamu. Tapi, bukan begini caranya kau meminta dariku. Aku berjanji akan mengembalikan hutang ayahku padamu.

Cloud : Kau pasti tidak bisa melunasinya. Harga dirimu juga tidak cukup untuk melunasi hutang ayahmu.

Ichi : Memangnya seberapa banyak ayahku meminjam uang padamu sampai-sampai kau berkata seperti itu padaku?.

Cloud : Kau mau tau berapa jumlahnya?.

Ichi : Tentu saja aku harus tau.

Cloud : 100 milyar. [Bicara didepan wajah Ichi].

Ichi : Hah?. A…apa?.

Cloud : Apa kau yakin bisa melunasinya?.

Ichi : ……………. Ayah… Apa yang kau lakukan?.

Cloud : Aku punya ide agar hutang ayahmu kuanggap telah lunas.

Ichi : ……………. Apa itu?.

Cloud : Tinggallah bersamaku dan kau jadi milikku.

Ichi : ……………. Lebih baik aku bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang 100 milyar daripada tinggal bersama tuan Cloud Strife yang sombong sepertimu. Sekarang, keluar dari apartemenku!. KELUAR!!!. [Mendorong Cloud]. Biarpun aku sakit seperti ini, yang penting tenagaku masih cukup untuk bekerja dan mengusirmu. [Menatap Cloud dengan sangat sinis].

Cloud : ……………. [Tersenyum dan pergi].

Ichi : [Menangis]. Hiks!. Hiks!. Ayah, apa yang kau lakukan pada putrimu ini?. Kau benar-benar bodoh, ayah. Hiks!. AAAAAAAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!!!.

Cloud : Ng?.

Iso : Hah?. Ichi?. [Pergi ke apartemen Ichi]. Ichi, kau kenapa nak?. [Memeluk Ichi].

Ichi : AAAAAAAA!!!!!!!!!!!.

Cloud : ………………… [Pergi dengan motornya].

Ichi : Hiks!. Hiks!. AAAAAA!!!!!.

Iso : Sssstttt!!. Tenang, nak. Jangan menangis seperti itu. Ichi, tenanglah.

Ichi : AAAAA!!!!.

Cloud : …………………. [Berhenti]. (Apa itu rasanya kehilangan orang tua dan ditinggalkan hutang yang sangat banyak?. Rasanya itu sakit sekali). [Memegang dadanya]. AAAAAAAAAA!!!!!!.

Hujan turun dengan deras. Cloud masih dijalan duduk di atas motornya. Ia ingin merasakan sakit seperti yang Ichi rasakan. Dan ia berpikir apa ia terlalu kejam melakukan hal keji kepada Ichi?.

………………………………………………………………………………………………………

Cloud : [Sampai dirumah]. …………….

Kadaj : Kakak.

Cloud : Kadaj?. Ada apa?.

Kadaj : Kau basah kuyup.

Cloud : [Pergi ke kamarnya].

Kadaj : Kakak?. Kenapa dia?.

Tifa : Cloud sudah pulang?.

Kadaj : Sudah. Sekarang ia ada di kamarnya.

Tifa : Apa dia basah kuyup?.

Kadaj : Tentu saja. Tapi, tumben sekali ia tidak berteriak kepada pelayan untuk mengambilkan handuknya. Ada apa dengan tuan serigala itu?.

Tifa : ……………….. Cloud.

Cloud : [Didalam kamar mandi].

------------------------------------------------------

Ichi : Lebih baik aku bekerja siang dan malam untuk mendapatkan uang 100 milyar daripada tinggal bersama tuan Cloud Strife yang sombong sepertimu. Sekarang, keluar dari apartemenku!. KELUAR!!!. [Mendorong Cloud]. Biarpun aku sakit seperti ini, yang penting tenagaku masih cukup untuk bekerja dan mengusirmu. [Menatap Cloud dengan sangat sinis].

-------------------------------------------------------

Cloud : Apa dia terlalu kuat atau…terlalu takut untuk menunjukkan kesedihannya?. Aku tidak mengerti dengannya. Kenapa ia begitu kuat untuk melawanku?. Padahal ia sudah terpojok. Apa yang harus aku lakukan?. [Memikirkan sesuatu]. Sepertinya, au terpikirkan sesuatu.

Kadaj : Kakak. [Mengetuk pintu kamar mandi Cloud].

Cloud : Ada apa?.

Kadaj : Apa kau sudah selesai mandinya?. Ada yang ingin aku bicarakan.

Cloud : ……………… Tunggu sebentar.

Kadaj : Baiklah. Aku akan menunggumu, kakak. [Duduk disofa kamar Cloud].

Cloud : [Keluar dari kamar mandi]. Ada apa sih, Kadaj?.

Kadaj : Kak.

Cloud : Hm?.

Kadaj : Apa kau menyukai Tifa?.

Cloud : ………………. Kenapa bertanya seperti itu?.

Kadaj : Aku hanya bertanya saja. Apa kau menyukainya?.

Cloud : Apa Tifa yang menyuruhmu bertanya padaku?.

Kadaj : Tidak. Aku yang berinisiatif menanyakan hal ini. Apa kau tidak sadar bahwa kau tidak bisa melupakan Aeris dan mencintai adiknya. Bukankah kau berjanji pada Aeris akan mencintai Tifa adiknya. Dan kau juga berjanji pada Tifa akan selalu ada disampingnya.

Cloud : ………………….

Kadaj : Kenapa kau melanggar janjimu, kak?. Kau tau, ada orang yang tersakiti karenamu?.

Cloud : Tifa?.

Kadaj : Ya. Ia sangat sedih melihat kau tak membalas cintanya.

Cloud : Kadaj.

Kadaj : Hm?.

Cloud : Apa kau tau kenapa Aeris berkata seperti itu padaku?.

Kadaj : Apa maksudmu, kak?.

Cloud : Aku tau Aeris orang yang baik. Tapi, untuk kali ini aku benar-benar tak mempercayai kata-katanya. Ternyata, ia disuruh seseorang untuk berkata seperti itu.

Kadaj : Siapa yang menyuruhnya?.

Cloud : [Berbalik dan menunjuk seseorang dibalik pintu].

Kadaj : Ng?. [Berbalik].

Cloud : Tifa.

Tifa : Ah?. [Pergi].

Kadaj : Ti…Tifa?. [Mengejar Tifa].

Cloud : ………………. [Menatap langit dari balkon kamarnya]. Betapa tak adilnya dirimu, Aeris. [Menutup matanya].

………………………………………………………………………………………………………

Seminggu kemudian…

Ichi : [Berangkat sekolah dengan naik sepedanya]. Akhirnya aku masuk sekolah lagi. Huwaaa, senangnya. (^o^). Hm…aku bisa ketemu dengan Kira. Hihihii. Aku yakin dia pasti senang sekali. Hm?.

Cloud : [Mengiringi Ichi dengan motornya].

Ichi : [Cemberut dan mempercepat sepedanya].

Cloud : [Mempercepat motornya].

Ichi : Ish!. [Ngebut].

Cloud : Ng?. [Hanya menatap Ichi dengan polos].

Ichi : Kyaaaaaaaaa!!!!!!!!. [Brak! Ia terjatuh karena menghantam tong sampah]. Aduh, sakit!.

Cloud : [Turun dari motornya]. Kau tidak apa-apa kan?.

Ichi : Aaaaa~!!!. Ini semua salahmu!. Karena kau aku terjatuh!.

Cloud : Aku?. [Menunjuk dirinya sendiri].

Ichi : Iya!!. Karena terus mengikutiku, maka aku mempercepat tenagaku dan…aku terjatuh… Tapi… Bukannya itu karena aku nggak hati-hati ya?. [Bingung sendiri].

Cloud : [Tersenyum].

Ichi : [Menatap Cloud]. Jangan ketawa!!!. [Berdiri]. Aw!!. [Terjatuh].

Cloud : Tuh kan, jadinya berdarah. [Mengambil kain didalam tasnya]. Lain kali, hati-hati. Kalau perlu kau berangkat sekolah denganku. Bagaimana?.

Ichi : Hah?. Tidak mau. [Mengangkat sepedanya].

Cloud : Kenapa?.

Ichi : Karena aku nggak percaya sama kamu. Mengerti?. [Pergi].

Cloud : Ichi!. Ichi!.

Ichi : Dasar laki-laki aneh. Aduh, perih banget kakiku. [Lututnya berdarah].

Kira : ………. Hm?. Ichi?.

Ichi : Ah?. Kira?. [Menutupi lukanya].

Kira : Kau kenapa?. Kau baik-baik saja kan?.

Ichi : A…aku baik-baik saja kok, Kira. Tenang saja.

Kira : Kau yakin?.

Ichi : Iya, Kira. [Tersenyum].

Kira : ……………… Baiklah.

Ichi : Terima kasih.

……………………………………………………………………………………………………....

Di kelas…

Ichi : [Melamun]. (Cloud itu maunya terlalu berlebihan. Aku kan jadinya benci sama dia. Padahal dia sangat tampan dan keren. Apalagi rambut dan matanya. Haduh, aku ini kalau udah ketemu cowok ganteng nggak bisa lupa!!. Sial!). Hm?.

Kira : Ichi, bisa kita bicara sebentar?.

Ichi : Ng… Okay.

Kira : Ikuti aku. [Pergi].

Ichi : [Mengikuti Kira]. (Kira-kira dia mau bicara apa, ya?).

Kira : [Menuju belakang sekolah]. Disini saja.

Ichi : Ada apa, Kira?.

Kira : Sebenarnya aku…aku… [Meraih tangan Ichi]. Aku suka padamu, Ichi.

Ichi : Hah?. Apa kau bercanda, Kira?.

Kira : Aku serius, Ichi Sejak pertama kali bertemu denganmu. Aku mulai menyukaimu dan semua tentang mu. Dan aku ingin sekali melindungimu. Aku tau kau tinggal sendirian. Oleh karena itu aku…

Cloud : Karena apa?. [Tiba-tiba muncul].

Ichi : Eh?. Cloud?. Sedang apa kau disini?.

Cloud : Sekarang ia tidak tinggal sendiri, bocah. Mulai dari sekarang ia tinggal denganku.

Kira : Si…siapa kau?.

Cloud : Aku Cloud Strife. Seorang pria yang ingin mendapatkan sesuatu yang lebih baik dari apapun. Dan aku ingin kau menjauh dari Ichi, mulai dari sekarang.

Ichi : Cloud, apa yang kau katakan?. Aku tidak suka kau mencampuri kehidupanku!!.

Cloud : Diamlah, nona kura-kura. Aku akan membereskan ini semua. Siapa namamu, nak?.

Kira : Kira Yamato. Aku teman sekelas, Ichi.

Cloud : Apa yang kau mau darinya?.

Kira : Aku…aku ingin mengajaknya menjadi kekasihku. Memangnya kenapa?. Tidak boleh ya?.

Cloud : Ckckckckckck.

Ichi : Ng?.

Kira : ????.

Cloud : Kau memang laki-laki yang lemah, ya.

Kira : Apa maksudmu?.

Cloud : Hei dengar ya, bocah. Kalau mau mengatakan cinta itu harus gentle donk. Dengan modal cinta apa kau bisa diterima oleh Ichi?. Dasar cowok nggak keren.

Ichi : Cukup!.

Cloud : Hm?.

Kira : Eh, Ichi?.

Ichi : Cloud, apa kau pikir semua yang ada didunia ini bisa dibeli dengan uang?. [Hampiri Kira]. Cinta itu tidak bisa dibeli. Karena cinta itu berasal dari perasaan masing-masing manusia. Dan cinta tidak bisa dipaksakan. Kalau pun itu terpaksa. Semua itu tidak ada gunanya kalau cinta tidak ada. Aku menyukai Kira seperti aku menyukai diriku sendiri. Dan aku ingin kau jangan pernah menggangguku lagi. Mengerti?. Sekarang, pergi dari sekolahku. [Menunjuk pintu belakang].

Cloud : ………….

Ichi : Kira, ayo kita kembali kekelas. [Menarik Kira pergi].

Cloud : …………… [Pergi].

Ichi : …………… (Cloud bodoh!!. AKu benci padamu!).

Kira : Ichi, tunggu sebentar. [Menarik tangan Ichi].

Ichi : Ada apa, Kira?.

Kira : Apa benar yang kau katakana pada pria itu bahwa kau…menyukai ku?.

Ichi : Hm?. Ng…soal itu… [Wajahnya memerah]. Hm?.

Kira : [Memeluk Ichi]. Terima kasih.

Ichi : …………… Ya. Sama-sama, Kira.

………………………………………………………………………………………………………

Cloud : [Menaiki motornya]. (Sebenarnya, Ichi ingin mencoba katakana apa padaku?. Kenapa semua yang ia katakan begitu mudah masuk ke otakku dan terus teringat?. Apa sebenarnya yang terjadi padaku?). Cinta?.

Ichi : [Pulang bareng Kira]. Terima kasih sudah mengantarku, Kira. Apa tidak mau mampir dulu?.

Kira : Aku ada urusan sebentar, tapi nanti aku akan ke apartemenmu kok. Tunggu saja, okay?.

Ichi : Okay. [Tersenyum].

Kira : [Mencium dahi Ichi]. Sampai jumpa. [Pergi].

Ichi : Hm?. Bye~. Ah?. Kira?. [Masuk ke apartemennya].

Cloud : [Pergi ke gereja tempat Aeris dulu dan menuju kebun bunga tulip yang dibesarkan oleh Aeris sendiri]. ……………… Aeris, aku tidak mengerti. Kenapa aku tidak paham dengan kata-kata Ichi?. ……………….. [Memegang bunga tulip]. Aku ingin bertanya padamu. Apa perasaan sedih, rindu, dan senang karenamu itu artinya cinta?. Dulu kau mengajariku mengerti akan sesuatu, itu seperti kau mengajariku mengeja. Aku sangat rindu padamu, Aeris.

Aeris : Itu cinta, Cloud.

Cloud : Ah?.

Suster : Tuan Cloud Strife.

Cloud : [Berbalik]. Eh?. Suster, maaf aku datang kesini tidak izin denganmu dulu.

Suster : Tidak apa-apa. Sepertinya kau sangat suka dengan bunga tulipnya Aeris. Padahal Aeris bilang kau sama sekali tidak suka dengan bunga.

Cloud : Itu karena aku senang sekali bertemu dengan Aeris ketika ia sedang mengurus bunga-bunga ini. Karena hal itu aku jadi suka dengan bunga, terutama bunga tulip. Walaupun ia sudah tidak ada, aku akan terus berkunjung kesini.

Suster : Wah, pasti Aeris sangat senang sekali. Kau tenang saja, kami para suster di gereja ini akan menjaga kebun ini. Karena ini adalah peninggalannya.

Cloud : Suster.

Suster : Ya?.

Cloud : Ini bukan peninggalan darinya.

Suster : Lalu, apa?.

Cloud : Ini adalah jiwa lain dari dirinya. Terkadang aku sering datang kesini jika sedang kebingungan. Kemudian, jawaban dari kebingunganku pun muncul. Ia memberitahuku segalanya walau hanya lewat bunga tulip ini.

Suster : Benarkah, Cloud?.

Cloud : Iya. [Tersenyum].

Suster : Aku berharap kau juga mau masuk kedalam gereja.

Cloud : Kalau masalah itu, akan kupikirkan. Karena…aku… [Hp-nya berbunyi dan mengangkatnya]. Halo?.

Sephiroth : Temui aku di *******, sekarang. [Tutp telpon].

Cloud : Halo?. Sephiroth?. Halo?. Suster, aku mau pergi. Tolong jaga dia.

Suster : Tentu saja, tuan Cloud.

Cloud : [Pergi].

Suster : ………………… Aeris, kau beruntung ada laki-laki yang sangat peduli dengan bunga ini dan dirimu. Kenapa kau pergi begitu cepat?.

Aeris : Karena aku ingin melihat Cloud bahagia. Bersama orang lain.

Suster : Yah. Mungkin kau benar.

Cloud : (Aeris, sekarang aku mengerti. Cinta itu adalah rasa yang tak bisa di ucapka dengan kata-kata. Aku beruntung bisa mengenalmu. Aku sangat menyayangimu, Aeris). [tersenyum].

………………………………………………………………………………………………………

Bersambung…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar